KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan pelemahan tipis sebesar 0,06% selama sepekan terakhir. Pergerakan indeks komposit ini sangat dipengaruhi oleh berbagai sentimen, baik dari dalam maupun luar negeri yang turut membentuk dinamika pasar modal.
Meskipun demikian, pada penutupan perdagangan Jumat, 8 Agustus 2025, IHSG berhasil menguat 43,20 poin atau 0,58%, mencapai level 7.533. Kenaikan pada hari terakhir pekan tersebut memberikan sedikit optimisme di tengah koreksi mingguan.
VP Equity Retail Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi, mengamati bahwa pelemahan IHSG selama sepekan ini terjadi di tengah adanya capital inflow atau aliran dana masuk yang mencapai Rp 560 miliar di seluruh perdagangan. Fluktuasi pasar sepanjang pekan lalu dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk rilis kinerja keuangan emiten untuk Semester I 2025.
Selain itu, peristiwa penting lain yang turut memicu gejolak IHSG adalah proses rebalancing Morgan Stanley Capital Index (MSCI) Global Standard and Small Cap. Data ekonomi Indonesia yang menunjukkan pertumbuhan 5,12% juga menjadi salah satu sentimen pendorong yang memberikan gambaran kondisi fundamental makro.
Sebagai informasi, pada Kamis, 7 Agustus 2025, MSCI secara resmi mengumumkan hasil tinjauan berkala (index review) untuk periode Agustus 2025. Dalam revisi tersebut, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) berhasil masuk ke dalam Global Standard Index, sementara saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dialihkan dari indeks global ke kategori MSCI Small Cap Indexes.
IHSG Menguat 0,58% ke 7.533 pada Jumat (8/8/2025), INKP, EXCL, SCMA Top Gainers LQ45
Senada dengan Audi, Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang, meyakini bahwa masuknya sejumlah emiten domestik ke indeks MSCI memunculkan optimisme akan kembalinya aliran dana asing ke pasar modal Indonesia. Optimisme ini diharapkan dapat memberikan dorongan positif bagi pergerakan IHSG ke depan.
Tidak hanya itu, IHSG dalam sepekan terakhir juga turut dipengaruhi oleh rilis Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) Indonesia bulan Juli yang tercatat di level 118,1. Angka ini naik tipis dari 117,8 pada bulan sebelumnya dan mencatatkan level tertinggi sejak bulan April 2025. Kenaikan indeks kepercayaan konsumen secara bertahap ini, setelah sempat mengalami penurunan tajam pada Mei 2025, disinyalir seiring dengan membaiknya prospek ekonomi. Hal ini didorong oleh meredanya kekhawatiran akan perang tarif, ekspektasi penurunan suku bunga, serta ekspektasi akan membaiknya daya beli masyarakat.
Namun, sentimen positif tersebut sedikit teredam oleh data penjualan sepeda motor pada Juli 2025 yang tercatat turun 2% secara tahunan (year on year/YoY). Penurunan ini melanjutkan tren dari bulan sebelumnya yang juga turun 0,3% YoY. Meski demikian, secara bulanan (month to month/MoM), terjadi kenaikan sebesar 15,3% yang menunjukkan adanya pemulihan dalam satu bulan terakhir.
Masuknya Saham Domestik ke MSCI Picu Arus Beli Asing, Cek Rekomendasi Analis
Secara teknikal, Alrich Paskalis Tambolang menjelaskan bahwa indikator Stochastic RSI membentuk golden cross di area oversold, yang bisa menjadi sinyal positif. Namun, indikator MACD masih menunjukkan penurunan dengan histogram negatif, mengindikasikan tekanan jual. Dengan kondisi tersebut, IHSG diperkirakan akan bergerak pada kisaran support 7.480 dan resistance 7.680, selama belum mampu keluar dari area konsolidasi. Menurutnya, kenaikan lebih lanjut perlu dikonfirmasi oleh breakout yang valid di atas resistance 7.680 dengan volume perdagangan yang meningkat signifikan.
Adapun prediksi dari Oktavianus Audi, IHSG akan bergerak fluktuatif cenderung melemah dalam rentang level support 7.470 dan resistance 7.660. Analisis ini diperkuat oleh indikator MACD yang menunjukkan pelemahan tren yang masih berlanjut, menyiratkan kehati-hatian investor dalam beberapa waktu ke depan.